Gelandang Livorno, Piermario Morosini yang meninggal dalam sebuah pertandingan, Sabtu, 14 April 2012, ternyata memiliki sejarah kehidupan tragis. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Morosini semasa hidupnya harus mengalami kedukaan karena ditinggal oleh orang-orang yang ia kasihi.
Morosini menjadi yatim piatu sejak usianya belasan tahu. Ibunya meninggal pada tahun 2001 saat ia berusia 15 tahun. Dua tahun berselang, ayahnya meninggal dunia. Tidak hanya itu, adiknya juga belum lama ini meninggal dunia dengan cara tragis.
"Dia seorang pemuda yang tidak beruntung. Dia kehilangan kedua orang tuanya sejak remaja. Adik-adiknya memiliki cacat fisik. Salah satu adiknya baru-baru ini bahkan bunuh diri dengan melompat dari jendela," ujar Kepala Tim Yunior Atalanta, Mino Favini seperti dilansir Football Italia, Minggu, 15 April 2012.
Mino Favini memang cukup mengenal baik mendiang Morosini. Pasalnya, sebelum memperkuat Livorno dan Udinese, Morosini mengembangkan bakat sepakbolanya di bawah asuhan Favini pada akademi sepakbola Atalanta.
"Dia dibesarkan di Atalanta di bawah asuhan saya. Dia memiliki karir yang bagus dan dihormati oleh semua rekan tim. Kemana pun ia pergi, orang-orang selalu memujinya. Dia memiliki hati emas," ujar Favini.
"Dia adalah seorang pemuda yang fantastis yang selalu bergegas untuk membantu semua orang. Dia juga selalu berusaha membantu keluarganya. Sayang dia memiliki kehidupan yang tidak beruntung, dia adalah emas," lanjutnya.
Kesedihan juga dirasakan mantan rekan setim Morosini, Raffaele Schiavi yang segera mem-posting gambar wajah tersenyum Morosini di akun twitternya. Menurutnya, meski memiliki sejarah kehidupan tragis, Morosini selalu berusaha tersenyum dan tidak bersedih hati.
"Meskipun banyak permasalahan keluarga yang ia alami. Dia selalu memiliki senyum di wajahnya dan tidak pernah membiarkan masalah itu mengusiknya. Itulah cara yang saya inginkan untuk mengenangnya," ujar Schiavi.
Asosiasi Sepakbola Italia (FIGC) menunda seluruh laga Serie A, Serie B, dan Lega Pro akhir pekan ini. Penundaan ini untuk menghormati kematian tragis gelandang Livorno, Piermario Morosini, saat membela timnya melawan Pescara di Serie-B Liga Italia.
Menurut laporan Football Italia, laga pekan ke-33 yang sedianya akan berlangsung akhir pekan ini dipindahkan ke akhir pekan depan pada 21 dan 22 April 2012. Langkah ini berarti menggeser pertandingan pekan ini selama 7 hari ke depan.
Dengan demikian, akan ada laga tengah pekan pada Rabu 25 April 2012. Pekan ke-34 yang seharusnya dimainkan akhir pekan nanti digeser ke pertengahan pekan.
Alternatif lainnya, laga pekan ke-34 tetap digelar seperti jadwal biasa. Sementara itu, laga pekan ke-33 akan digelar pada 25 April 2012.
Seperti diberitakan sebelumnya, Morosini meninggal saat membela Liorno menghadapi Pescara. Saat itu, Livorno sedang unggul 2-0 ketika Morosini mulai berjalan sempoyongan lalu jatuh.
Tim medis coba memberikan bantuan di lapangan dan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Namun, setelah pemeriksaan lebih lanjut, bisa dikonfirmasi bahwa pemain berusia 25 tahun itu sudah meninggal sebelum dilarikan dengan ambulans.
Publik sepakbola Italia tengah berkabung setelah dikejutkan oleh kematian gelandang Livorno, Piermario Morosini, saat membela timnya di Serie-B. Ucapan bela sungkawa pun mengalir deras.
Morosini meninggal dunia setelah mengalami gagal jantung di partai melawan Pescara hari Sabtu, 14 April 2012. Insiden memilukan itu pun langsung menjadi pukulan bagi dunia sepakbola.
Mantan rekan Morosini di Udinese, Mauricio Isla, tidak sanggup menutupi rasa sedihnya. "Piermario akan diingat sebagai teman dan individu yang luar biasa. Anda yang terbaik dari semuanya," tulis Isla pada akun Twitter-nya.
Sementara itu, gelandang Juventus dan Timnas Italia, Claudio Marchisio, jadi teringat saat masih menjalani karirnya di junior ketika mendengar berita duka tersebut.
"Saya tidak tahu berbicara apa, saya menganggap dia sebagai teman dan kolega," tulis Marchisio dalam akun Facebook-nya. "Saya tidak terlalu mengenalnya, tapi saya bisa bilang dia pria yang luar biasa."
"Saya sering bertemu dengannya di level remaja ketika saya bersama Juventus dan dia di Atalanta, dan juga di timnas U-21! Kami akan sangat merindukan anda Piermario," lanjutnya.
Kiper Palermo, Emiliano Viviano, pun mengaku terkejut dengan kejadian itu. "Saya sangat terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa. Rest in peace Piermario," tulisnya di Twitter.
Tidak hanya para pemain, CEO AC Milan Adriano Galliani bahkan menilai saat ini sepakbola sedang tidak ada artinya. "Ini adalah kabar yang sangat buruk, saya tidak tahu harus bicara apa." ucapnya pada Sky Sport. "Ketika berbicara soal kematian, anda tidak bisa berbicara soal sepakbola."
Tidak hanya di Italia, Liga Spanyol pun turut memberikan penghormatan dengan melakukan mengheningkan cipta selama satu menit sebelum laga
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment